Ancaman Krisis Pangan Dunia

MEDIAKU.CO – Organisasi Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) belum lama ini merilis bahwa ancaman kelaparan tengah mengancam 345 juta orang di seluruh dunia. Di antaranya, Kongo, Afghanistan, Yaman, Sri Lanka, dan beberapa negara lainnya.

Peristiwa cuaca ekstrem seperti badai, kebakaran, banjir, dan kekeringan, disebut-sebut sebagai salah satu pemicu terjadinya kelapangan dan krisis pangan global, sebagaimana disebutkan oleh WFP. Sebab cuaca ektrem telah meningkat dalam frekuensi dan intensitasnya dan memiliki dampak negatif langsung dan tidak langsung pada ketahanan pangan dan kelaparan.

Selain cuaca ektrem, penyabab lainnya adalah konflik, perlambatan ekononi dan kemiskinan juga menjadi faktor penyebab terjadinya krisis pangan ini.

Konflik merupakan penyebab utama kelaparan yang terjadi di dunia, karena konflik menghancurkan perekonomian, merusak infrastruktur dan menghentikan produksi pertanian. Bahkan, WFP mencatat, sekitar 60 persen warga yang mengalami kelaparan saat ini yang tinggal di daerah atau negara konflik. Konflik juga menyebabkan ekonomi terpuruk, dan demikian juga dengan ketersediaan pangan.

Indonesia yang merupakan negara agraris tentu tidak luput dari ancaman ini, apalagi merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.

Negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa ini tentunya menghadapi tantangan tersendiri juga dalam memastikan ketersediaan dan akses pangan yang memadai. Karena itu, upaya untuk menanggulangi ancaman krisis pangan perlu dilakukan.

Untuk menghadapi ancaman kelaparan global ini, Kementerian Pertanian Republik Indonesia mulai melakukan berbagai langkah strategis, antara lain percepatan program Perluasan Areal Tanam (PAT), menambah alokasi pupuk bersubsidi, dan mengoptimalkan realisasi program pompanisasi, atau bantuan pompa air untuk pengairan lahan pertanian.

Program penanggulangan lainnya adalah optimalisasi lahan rawa, pola tanam dengan sistem tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit, dan memberikan bantuan benih padi dan jagung kepada petani.

Menurut data yang dirilis Kementan RI, untuk menyukseskan program tersebut, pemerintah juga telah mengembalikan jumlah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton. Pemerintah juga telah mengalokasikan bantuan pompa air sebanyak 62.378 unit, dan 9.904 irigasi perpompaan.

Data luas lahan yang menurut Kementan RI perlu dioptimalkan seluas 360.000 hektare, dan tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit seluas 300 ribu hektare.

Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan benih padi untuk lahan seluas 1,9 juta hektare, dan benih jagung untuk lahan seluas 790 ribu hektare, dan semua jenis program ini sebagian telah dimulai pada 2024 ini, dan dilanjutkan pada 2025 dengan beberapa program penyempurnaan. Di antaranya, pertanian modern, dukungan program makan bergizi, penguatan penyuluh pertanian, dan hilirisasi komoditas pertanian. (MEDIAKU.CO-01)

Terima kasih, sukses terus ya....